Breaking

Friday, December 9, 2016

Sebaiknya Melakukan ini Sebelum Anda Naik ke Jenjang Pernikahan

Sebaiknya Melakukan ini Sebelum Anda Naik ke Jenjang Pernikahan

Keputusan menikah adalah sebuah hal besar yang tak hanya menyangkut hati, tapi juga perlu dipikirkan dengan kepala dingin. Pastikan Anda dan pasangan sudah membicarakan hal-hal berikut ini sebelum sama-sama sibuk mempersiapkan segala urusan pernikahan. 

Sebagai satu rumah tangga, akan ada kebutuhan-kebutuhan yang perlu dibiayai bersama.
Rekening bersama membuat pengaturan pengeluaran dan pemasukan lebih nyaman bagi Anda dan pasangan.
Ada dua jenis rekening bersama, yaitu jenis ‘AND’ dan ‘OR’. Jenis rekening ‘AND’ membutuhkan tanda tangan dua orang, sementara rekening ‘OR’ hanya membutuhkan salah satu saja.
Pilihan ‘AND’ sesuai untuk pengeluaran yang harus dikontrol oleh kedua belah pihak, contohnya dana sekolah anak, dana darurat, tabungan untuk kebutuhan bersama,” paparnya. Sementara itu, opsi ‘OR’ cocok untuk kebutuhan yang sifatnya lebih fleksibel, seperti kebutuhan sehari-hari.
“Bank dengan tingkat keamanan yang tinggi tidak akan memudahkan penarikan tanpa persetujuan kedua belah pihak dan harus mengisi form,” kata Farah Dini Novita, penulis buku Financial Check Up for Ladies”. Jika salah satu dari pasangan meninggal dunia, pasangan yang masih hidup dapat membawa bukti surat kematian ke bank untuk dapat mengakses rekening tersebut dan mengubahnya menjadi rekening beratasnamakan satu orang.
Christine yang sudah menikah selama 13 tahun juga menggunakan rekening bersama ini dengan suaminya, bahkan sebelum menikah. “Kami menggunakan akun tersebut untuk kebutuhan bersama seperti asuransi, pembayaran kebutuhan bulanan,” tuturnya. Ia merasakan banyak sekali gunanya karena mereka berdua bisa mulai menabung sebelum menikah.
Ia juga menjadikan rekening bersama ini sebagai alat komunikasi tentang administrasi rumah tangga. Selama mengatur rekening tersebut, Christine dan suaminya melandaskan pemahaman bahwa akun tersebut dibuat supaya mereka bisa menabung lebih banyak, dan bukannya lebih banyak belanja.
“Kami tidak menjadikan joint account ini sebagai beban, tapi sebagai alat untuk menertibkan pengeluaran,” kata Christine, sambil menambahkan bahwa dibutuhkan rasa percaya terhadap masing-masing pasangan untuk dapat mengurus rekening bersama.

2. Membuat anggaran bersama

Dengan membuat anggaran bersama, Anda dan calon suami bisa saling menyemangati dan memotivasi satu sama lain agar tujuan keuangan yang ingin dicapai bisa segera terwujud.
Sebelum menikah, ia dan pasangan sama-sama berkontribusi 50 – 50 untuk tabungan bersama mereka, meski kenyataannya masih dapat disesuaikan dengan kesiapan masing-masing.
“Dari sana, pengeluaran jajan bersama bisa dipikirkan,” kata Christine, seorang wanita karir yang bersuamikan seorang pengusaha. Dengan ajakan ringan, “Kita nabung bareng, yuk!”, Christine berhasil mengajak calon suaminya dulu untuk membicarakan keuangan, hingga akhirnya membuka rekening bersama.
“Sesudah menikah, porsi (keuangan) suami lebih besar, tapi saya membantu dalam mengelola cost sebaik-baiknya, sistem dan komunikasi dalam hal keuangan sangat penting sekali,” jelasnya. “Sebanyak apa pun yang masuk, tanpa pengaturan yang benar dalam pengeluaran, defisit akan mudah sekali terjadi.”


Jangan lihat hal ini layaknya tes kesehatan ketika Anda melamar kerja. Tes kesehatan ini berfungsi memberitahu Anda kondisi kesehatan yang mungkin akan mempengaruhi rencana Anda dan pasangan, apalagi jika menyangkut keputusan untuk memiliki momongan.
Tes kesehatan pra-nikah tersebut umumnya berupa pemeriksaan TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents, Rubella, Cytomegalovirus, Herpex Simplex).
“Jika ditemukan salah satu virus dari TORCH tadi, akan menyebabkan kecacatan pada bayi,” papar Cresti, 25, seorang dokter yang juga melakukan tes ini beberapa bulan yang lalu.
Cresti menjelaskan bahwa jika pada calon istri ditemukan toxoplasmosis positif, maka ia harus menjalani pengobatan kurang lebih sekitar 3-6 bulan dan melakukan pemeriksaan rutin hingga benar-benar dinyatakan bersih. Setelah itu, ia baru dapat menjalani program hamil. Tes kesehatan pra-nikah juga memeriksa apakah sel telur dalam keadaan sehat dan bebas dari virus.
Sementara untuk pria, tes kesehatannya juga meliputi pemeriksaan pada sperma. “Apakah sperma utuh ada kepala dan ekor, dan berjalan cepat,” jelasnya.
Paket pemeriksaan pra-nikah bisa didapatkan di berbagai rumah sakit dengan kisaran harga Rp 1.750.000-Rp 2.500.000.


4. Audit keuangan

Beberapa hal terkait kondisi keuangan sekarang yang layak ditanyakan:
- Kesiapan dana darurat
- Apakah pasangan sudah memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, dan apakah uang pertanggungannya sesuai
- Investasi yang dimiliki
Selain itu, meski termasuk hal yang sensitif, masing-masing sebaiknya juga terbuka tentang utang. Menurut Farah, jika total cicilan hutang lebih dari 30% total penghasilan bersama, maka Anda perlu mendiskusikannya dengan pasangan demi mencari solusinya.
Christine melakukan audit keuangan setiap sebulan sekali agar dapat mengecek kemampuan belanja di bulan berikutnya. Ia dan suami mengecek tagihan-tagihanmereka bersama, melihat pengeluaran mana yang dianggap wajar dan mana yang harus dikurangi.
Planning keuangan diatur saja sih dari awal nikah, intinya sederhana saja dan sebisa mungkin cut cost dan memperbanyak pendapatan,” jelasnya.

5. Menentukan dana untuk diberikan ke orang tua

Farah menyarankan untuk membicarakan jumlahnya dengan saudara-saudara Anda yang lain, sehingga bisa membaginya.
“Hal ini agar pasangan Anda di kemudian hari tidak merasa ‘kenapa kebutuhan orangtua kamu hanya kita saja yang menanggung, saudara kamu yang lain kan ada?’” kata Farah.

No comments:

Post a Comment